Rahmat Effendi Tanggapi Santai Tudingan Mogoknya Pelayanan

Rahmat Effendi

BEKASI SELATAN – Walikota Bekasi terpilih, Rahmat Effendi (Petahana) menerima segala tudingan yang dialamatkan kepada dirinya pasca kemenangannya kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat Kota Bekasi dalam kompetisi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi yang belum lama usai.

Bahkan, beberapa media pun menulis dengan gamblang bahwa Walikota Bekasi terpilih menjadi dalang mogoknya pelayanan publik berkaitan dengan kurang harmonisnya kepemimpinan Pj Walikota Bekasi sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Walikota terpilih, Rahmat Effendi mengatakan, dirinya sudah biasa menerima tudingan – tudingan negatif karena itu merupakan bagian dari resiko dan dinamika ketika menjadi sosok yang dipercaya menjadi seorang pemimpin. Namun yang paling penting, tetaplah menjadi seorang yang murah hati dan jangan biarkan sebuah jabatan membuat kita lupa siapa diri kita sebelumnya.

Ia juga mengatakan bahwa pemimpin besar yang berhasil dan dihargai banyak orang adalah mereka yang sukses menguasai diri untuk tetap menjadi murah hati. Latih diri untuk tetap menjadi pemimpin yang rendah hati dan tidak terlalu berfikir untuk selalu di atas. Menjadi murah hati juga akan membawanya untuk terus belajar dan belajar lebih baik dari sebelumnya.

“Sekarang media sosial menjadi barometer kebebasan orang. Mereka bebas menyampaikan apa saja dengan berbagai macam latar belakang dan tujuan yang berbeda, sehingga secara psikologi, menempatkan semua orang sama tanpa ada batasan pendidikan, kedudukan dan sebagainya,” ungkapnya, kepada Wartawan, Senin (03/09/2018).

“Pemimpin yang baik itu, harus mampu menjaga apa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jangan mudah terpengaruh dengan arus yang membawa kita merubah apa yang sudah ada. Lakukan dan pastikan setiap perubahan yang kita lakukan itu untuk menuju menjadi yang lebih baik,” ucapnya.

Kaitan adanya tudingan menjadi dalang mogoknya pelayanan publik Kota Bekasi Rahmat mengatakan, itu pendapat, karena di masa itu, dirinya bukanlah sebagai Walikota Bekasi lagi yang memiliki pengaruh di kalangan penyelenggara pemerintah untuk menghentikan pelayanan.

“Kalau ada yang mengatakan bahwa peristiwa mogok itu benar adanya, harusnya dievaluasi kenapa bisa terjadi, sehingga tidak berasumsi dan menuduh orang lain sebagai dalang mogoknya pelayanan publik. Jangan kita rendahkan penyelenggara pemerintah, karena mereka bukanlah anak kecil lagi yang gampang diperintah. Dan mereka tahu apa yang mereka lakukan,” paparnya.

Ia menambahkan, sangat mudah mencari bahan untuk menilai kesalahan orang lain, tapi sulit bagi sebagian orang untuk melihat sebuah kebenaran. Lihatlah persoalan itu dengan berimbang, bukan dengan berat sebelah, terlebih lagi pemihak – memihak, sehingga kita tidak jernih dalam menyikapi persoalan yang tengah berkembang.

“Pilkada sudah selesai, semoga dengan kehadiran Pj Walikota Bekasi yang baru, semua bisa duduk bersama. Belajar dari kejadian 7 bulan berlalu, kebersamaan harus dirajut kembali, begitu juga dengan keharmonisan demi satu tujuan kita yakni, Bekasi Cerdas, Kreatif Maju Sejahtera dan Ihsan serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Bekasi,” pungkasnya. (GUN)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*