RAWALUMBU – Sebagian warga Kelurahan Bojong Rawalumbu dan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, mengaku resah dan khawatir. Pasalnya, air limbah pabrik PT. Sungwon Button Indonesia (SBI) dan PT. Siantar Top diduga dibuang sembarang ke sungai tanpa menggunakan saluran pipa.
Pengakuan sejumlah warga, air limbah itu hampir setiap hari dibuang ke aliran drainase. Celakanya, air drainese yang telah tercemar limbah pabrik itu berada persis di dekat areal pemukiman warga.
Akibatnya, banyak warga merasa terganggu karena bau menyengat yang bersumber dari air limbah tersebut. Pembuangan air limbah itu terjadi setiap hari seiring proses pengolahan yang dilakukan di dalam pabrik.
Dari pantauan Bekasi Ekspres, air limbah sisa produksi pabrik keluar langsung dan dialirkan ke sungai hingga mengakibatkan genangan air yang berubah warna menjadi hijau kehitaman serta menimbulkan bau yang menyengat.
Priyo, warga Kampung Poncol, RT10/02 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu mengaku resah dengan pembuangan limbah cair milik PT. SBI yang memproduksi kancing dan PT. Siantar Top ke drainase dekat rumahnya itu. Menurutnya banyak warga yang mengeluhkan hal itu, akan tetapi tidak berani dan banyak memilih diam.
“Kami sebetulnya mengeluhkan kondisi ini, tapi mau gimana lagi kami sudah mengadukan hal ini ke RT/RW setempat dan belum ada respon. Bukan hanya itu saja, kalau warga Perumahan Pesona Meteopolitan mengetahui soal ini, mereka pasti akan marah, karena drainase dijadikan pembuangan limbah cairnya,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Aris, yang juga warga RT03/06. Menurutnya, limbah milik PT. Siantar Top sangat meresahkan bagi warga. Akibat dari limbah tersebut banyak warga yang sempat muntah karena mencium bau yang menyengat dari limbah tersebut.
“Baunya seperti kotoran hewan dan itu sangat mengganggu sekali,” ujarnya.
“Harusnya ada saluran pipa. Faktanya air limbah itu tanpa pipa dialiri langsung ke drainase pemukiman warga. Sekarang drainase pun tercemar,” tambah Aris.
Ditambahkannya, selama berdirinya PT. Siantar Top warga sekitar tidak pernah merasakan Coorporate Social Responsibility (CSR).
“PT. Siantar Top suruh kompensasi ke warga sekitar sini nih, CSR apalagi gak tau larinya kemana,” cetusnya. (GUN)
Leave a Reply