MUARAGEMBONG – Banjir yang selalu merendam Muaragembong, penyebabnya selain debit Sungai Citarum yang meninggi ditambah dengan meluapnya Sungai Cibeet yang melintasi perbatasan Karawang-Bekasi di sebelah Selatan dan bertemu di Citarum menjadi satu.
Banjir Sungai juga cukup parah, karena beberapa tanggul jebol bahkan airnya melimpasi tanggul sehingga air melimpasi rumah penduduk. Selain Muaragembong, banjir Sungai Citarum dan Cibeet juga terjadi di Kecamatan Pebayuran dan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi.
Anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai (WS) Ciliwung Cisadane Tengku Imam Kobul Moh. Yahya mengatakan, banjir di Muaragembong bukan cuma sekali ini saja, tetapi terjadi setiap tahun pada musim penghujan.
“Mengapa selalu banjir ya karena penanganannya yang tidak maksimal,” ujar Imam sapaan akrabnya saat berbincang dengan Bekasi Ekspres, Senin (28/11).
Menurutnya, Citarum merupakan wilayah tugas utama Pemerintah Pusat lewat Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS Citarum), Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dia pun sangat menyayangkan, penanganan banjir hanya dengan menimbun karung bekas yang diisi pasir dan tanah serta ditahan dengan bambu dan kayu.
“Ya penanganannya hanya sebatas darurat, bukan permanen,” ucapnya.
Sehingga katanya, jangan heran permasalahan klasik selalu terjadi tiap tahun. Yang pasti, solusi yang terlihat cuma kata prihatin dan memberikan sembako saat benjir melanda korban di Muaragembong.
“Tentu hanya sebatas rekayasa untuk pengalihan perhatian dan tanggungjawab,” kilahnya.
Demikian halnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebetulnya sudah meluncurkan Program Citarum Bestari sejak tahun 2014 lalu. Bestari berarti, Citarum yang Bersih, Sehat, Indah dan Lestari.
“Implementasi program ini ya meminta semua unsur mulai dari Pemerintah Pusat, Pemprov, Pemerintah Kabupaten/Kota, Dunia Usaha, LSM atau Ormas dan Masyarakat luas agar peduli soal Citarum,” ungkapnya.
Dikatakannya, Gubernur Ahmad Heryawan bahkan menyebutkan Program Citarum Bestari sebagai program super prioritas. Maksud dan tujuan Gubernur asal PKS ini karena Sungai Citarum merupakan dan mencerminkan peradaban umat dengan karakter budaya lokalnya khususnya yang dilewati aliran Sungai Citarum dari hulu ke hilir.
“Sayang seribu sayang, program Citarum yang baik ini tidak terdengar dan tidak terlealisasi hingga ke hilir. Padahal kita tahu semua, kalau Citarum bermuara di Kecamatan Muaragembong,” keluh Imam.
Lagi-lagi tambah Imam, program Citarum Bestari lebih banyak terfokus di Cekungan Bandung, ya karena Bandung Raya merupakan Ibukota Jawa Barat. Untuk itu, penanganan hilir dan Muaragembong serta sebagian Wilayah Kabupaten Karawang, hanya sebatas menambal karung yang berisi pasir dan tanah.
“Ahh…memang benar kalau hilir dan muara Citarum tidak masuk Program Citarum Bestari,” tukasnya.
Beredar kabar sebagian wilayah hilir Muaragembong akan dibangun Kawasan Elit Tanjung Gembong Bekasi. Ya kawasan terpadu Kota Modern reklamasi Bekasi bagian Utara di pinggir laut.
“Kabar ini sudah lama mengemuka, bahkan sejak tahun 2007-an kalau tidak salah,” imbuhnya.
Meski telah beredarnya siteplan Tanjung Gembong Bekasi, keberadaan investornya pun masih malu untuk menunjukan diri. Karena belum ada persetujuan Nasional dan perubahan RTRW Jawa Barat dan RTRW Kabupaten Bekasi.
“Apakah mungkin, karena ingin dibangun Tanjung Gembong Bekasi sehingga banjir tahunan di Muaragembong dibiarkan agar warga tidak betah dan lalu menjual lahannya untuk pembangunan kawasan elit itu,” pungkas Imam.(GUN)
Leave a Reply