MUARAGEMBONG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berwajah masam saat meninjau SMAN 1 Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/3) siang.
Ia tak habis pikir, mengapa atap sekolah, tak ada angin tak ada hujan, mendadak roboh. Alhasil, sejumlah pelajar pun kini hanya bisa belajar di halaman masjid sekolah.
“Lah kok ambruk ya,” kata Muhadjir Effendy, dengan mengelengkan kepala saat melongok di jendela di Ruang Kelas X IPS, saat meninjau SMAN 1 Muaragembong, Desa Pantaimekar, Kamis (2/3)
Ia menambahkan, sejatinya memang ada kesalahan konstruksi saat pembangunan sekolah yang telah didanai oleh pihak kementerian pendidikan melalui APBN 2014 lalu, sehingga pada Selasa (28/2) pagi, atapnya ambruk menimpa beberapa murid yang sedang belajar.
“Bangunan yang atapnya roboh merupakan bantuan APBN 2014 dari Kemendikbud memang ada kesalahan konstruksi karena dana itu sifatnya swakelola dan digunakan sendiri oleh sekolah bersama komite,” ujar
Mendikbud menambahkan, dana yang dikucurkan Kemendikbud 2014 lalu, semestinya ada dana pendampingan atau bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Sehingga, dana tersebut cukup untuk membiayai pembangunan ruang kelas baru.
“Semestinya, ada dana bantuan Pemkab Bekasi, tapi laporan dari komite sekolah, dana bantuan tidak ada. Sehingga dana bantuan APBN itu dihemat sedemikian rupa untuk membuat bangunan (dua kelas). Akibat penghematan itu, konstruksi atapnya di bawah standar sehingga roboh,” tuturnya.
Mendikbud menjelaskan, dana bantuan APBN itu merupakan program Kemendikbud yang masuk dalam program unit sekolah baru (USB). Sementara bangunan yang atapnya ambruk dibangun sendiri oleh sekolah bersama komite sekolah, tanpa melalui pendampingan dari Dinas Bangunan Pemkab Bekasi atau perguruan tinggi yang telah bermitra.
“Semua bantuan dari Kemendikbud, sejak saya menjabat, semua pendirian bangunan harus didampingi oleh dinas bangunan dan sekolah tinggi mitra agar tidak terulang (atap ambruk),” ungkapnya.
Muhadjir mengakui, dari semua dana bantuan program USB yang berasal dari Kemdikbud, baru kali ini terjadi insiden atap ambruk di Kabupaten Bekasi.
“Kami minta Dirjen biar ada pendampingan (dengan dinas bangunan) biar tidak terulang kembali,” imbuhnya.
Ia pun berjanji akan segera membangun kembali dua ruang kelas yang ambruk tersebut. Sedangkan untuk sementara waktu, pihak kementerian pendidikan akan membangun tenda darurat agar proses belajar-mengajar tetap dapat berjalan.
“Saya minta jangan terulang kembali. Akan kita beri tenda darurat, akhir April ini akan kita perbaiki. Yang penting sekarang anak-anak bisa sekolah dengan baik, ini yang kami lakukan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebanyak dua ruangan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Muaragembong Kabupaten Bekasi, mendadak roboh pada Selasa 28 Februari 2017, pagi. Sedikitnya, 25 pelajar mengalami luka ringan dan 2 pelajar luka berat setelah tertimpa atap bangunan yang ambruk. Peristiwa itu terjadi di saat kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung.
Kini, Proses kegiatan belajar mengajar untuk sementara di pindahkan di halaman masjid sekolah tanpa adanya papan tulis. Para guru pun hanya mengajar melalui pemaparan lisan.(GUN)
Leave a Reply