MUARAGEMBONG – Tandai matinya ekonomi nelayan Desa Pantai Harapan Jaya, Muaragembong dan Desa Lenggah Sari, Cabangbungin, puluhan nelayan asal dua desa tersebut lakukan aksi unjuk rasa dengan cara kubur kaki. Aksi kekecewaan itu dipicu keberadaan jembatan Bagedor di Desa Pantai Harapan Jaya, yang telah merusak mata pencaharian nelayan.
“Kami lakukan kubur kaki di tempat pembangunan jembatan bagedor sebagai bentuk rasa kecewa terhadap pemerintah Kabupaten Bekasi yang membangun jembatan tapi mematikan perekonomian para nelayan di dua desa,” tutur Iwan(52), salah satu nelayan yang melakukan aksi kubur kaki ke dalam tanah.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi sama sekali tidak memperhatikan dan mendengar keresahan para nelayan yang mencari nafkah disekitar jembatan. “Biar kami tetap bertahan mengubur kaki di dalam tanah sampai bapak Presiden Jokowi mendengar keresahan kami para nelayan Muaragembong. Kami tidak menghalangi pembangunan jembatan, namun seharusnya jangan dibangun asal jadi yang imbasnya kami para nelayan kecil yang selalu menjadi korban,” keluhnya.
Setali tiga uang, Kepala Dusun Pantai Harapan Jaya, Mursal (54), mengungkapkan rasa kekecewaan mendalam atas pembangunan jembatan Bagedor. “Keresahan para nelayan ditumpahkan semua kepada saya sebagai kepala dusun disini, karena para nelayan tidak tahu harus melapor kepada siapa. Dan aksi mengubur kaki ke dalam tanah hari ini, merupakan puncak kekecewaan para nelayan yang perekonomian dan pekerjaannya lumpuh akibat adanya pembangunan jembatan bagedor,” terangnya.
Ia mengaku, kehidupan nelayan sebelumnya normal. Namun semenjak adanya jembatan Bagedor, berbalik menjadi kekesalan. Awalnya, nelayan merasa gembira setelah mengetahui rencana pembangunan jembatan. Namun setelah selesai dikerjakan, justru menjadi masalah besar bagi para nelayan. Hal itu disebabkan perahu yang biasa digunakan nelayan tidak dapat melintas bila terjadi air pasang, karena air merendam hingga atap jembatan tersebut.(ONE)
Leave a Reply