CIKARANG PUSAT – Ketua Lembaga Kajian Advokasi dan Lingkungan Hidup (eL-KAIL), Ridwan Arifin, mengatakan, penghargaan kategori penataan lingkungan (Best Effort) yang diterima Pemkab Bekasi, terlihat sangat kontradiktif jika dibandingkan dengan kondisi di lapangan.
“Penghargaan yang diterima itu kan Best Effort. Artinya, Pemkab Bekasi mendapatkan penghargaan karena ada upaya menjadikan lingkungannya menjadi lebih baik, lebih bersih dan lebih indah. Tetapi sampai hari ini, upaya-upaya itu belum kelihatan. Persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) kagak kelar-kelar, persoalan Tempat Pembuangan Akhir juga kagak kelar-kelar, belum urusan yang lain. Kita selalu komentari persoalan ini dan ternyata memang nggak pernah ada perubahan setiap tahunnya,” cetusnya.
Menurutnya, konsep penataan lingkungan yang dimiliki Pemkab Bekasi hingga saat ini masih tidak jelas. Kalau pun mendapatkan penghargaan, kemungkinan hanya karena persoalan administratif.
“Paling cuma gimik-gimiknya aja, cawe-cawenya aja, nggak nyentuh ke inti persoalan lingkungan,” jelasnya.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, sambung dia, maka dapat dipastikan peluang Kabupaten Bekasi untuk memperoleh piala adipura seperti yang ditargetkan Pemkab, masih jauh dari harapan.
“Jangankan Adipura, untuk Best Effort aja sebetulnya belum layak,” tandasnya.
Diketahui, baru-baru ini, Pemkab Bekasi kembali mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk ketegori Peningkatan Penataan Lingkungan (Best Effort). Pemberian penghargaan itu dilakukan oleh Mentri LHK, Siti Nurbaya pada malam puncak Anugrah Lingkungan Hidup tahun 2017 di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.(ONE)
Leave a Reply