BEKASI SELATAN – Ketegangan mewarnai aksi demo menolak upah pungut dan retribusi parkir, dan LGBT yang dilakukan oleh massa ormas GMBI untuk mendorong agar penyelesaian kasus-kasus yang sedang ditangani kejaksaan, kamis (25/1/2018) pagi tadi.
Bentrok terjadi dipintu masuk selatan Pemkot Bekasi antara gabungan beberapa ormas untuk memberhentikan aksi demo yang dilakukan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Dalam aksinya. Beberapa ormas mengklaim aksi LSM GMBI di Pemkot Bekasi akan merusak nama baik Dr. Rahmat Effendi yang pada saat ini juga menjabat Walikota Bekasi dan akan berpengaruh negatif dalam Pilkada 2018.
“Kita menyampaikan aspirasi untuk sebuah kemajuan Kota Bekasi sesuai fungsi kita sebagai lembaga sosial control aparatur negara dan swasta. Ini jelas di lindungin sebuah aturan dan jelas kita taat aturan, dengan memberikan surat pemberitauan aksi ini sebelumnya. Tetapi kenapa ada ormas untuk menghadang pergerakan kami. Kami cinta kota bekasi kami ingin kota bekasi baik, bersih dan nyaman dan kita jelas juga ingin menyampaikan penolakan kita terkait LGBT ke DPRD untuk di sampaikan ke DPR RI dan Presiden kita masyarakat menolak LGBT di bumi NKRI,” kata Delvin Ketua Investigasi LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Kota Bekasi.
Delvin GMBI menyanyangkan Ketika aksi GMBI, sudah diamankan oleh polisi dan satpol sesuai prosedur tiba-tiba da ormas di dalam lingkungan pemkot yang menghadang aksi demo.
“Siapa yang bayar mereka siapa mereka? mereka dikondisikan oleh oknum pemerintah untuk memprovokasi dan mengadu domba rakyat dibentrokin dengan rakyat, ormas dibentrokin dengan ormas,” tutur Delvin.
Sambung Delvin ia berharap bentrok minta penegak hukum kepolisian untuk mengusut dan menangkap oknum oknum tersebut ketika mereka tidak di undang atau menghadang tidak akan terjadi apa-apa. Sudah ada Satpol PP dan Kepolisian kenapa harus ormas di undang di kegiatan kita,”tegasnya.(RON)
Leave a Reply