BEKASI SELATAN – Komunitas pelaku usaha produksi boneka Kota Bekasi di bawah naungan Himpunan Industri Boneka Bekasi (HIBI) menyelenggarakan halal bihalal sekaligus sosialisasi terbentuknya HIBI.
Sosialisasi tersebut untuk mengenalkan HIBI, yang hadir untuk turut berkiprah dalam membangkitkan perekonomian, khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM), setelah selama 2 tahun ini dihantam Pandemi Covid-19.
Soleman, salah pelaku usaha boneka yang dipercaya memimpin HIBI menuturkan, HIBI terbentuk dari kesepakatan 4 kelompok komunitas pelaku usaha boneka yang menginginkan adanya induk yang menaungi kelompok-kelompok tersebut.
“Dengan terbentuknya HIBI ini, maka diharapkan ke depan bisa mengimplementasikan program-program kerja masing-masing kelompok komunitas pelaku boneka, untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil produksi boneka,” tutur Soleman, Sabtu (25/06/2022)
Langkah ini, lanjut dia, dilakukan mengingat persaingan di pasar atau di daerah-daerah yang menjadi pasar produksi boneka semakin ketat.
“Maka itu bila Kota Bekasi tidak meningkatkan kualitas dan kreativitas produknya, ke depan hanya akan menjadi penonton,” ujarnya
Padahal, menurut Soleman, dari sisi upah UKM (Usaha Kecil Menengah), Kota Bekasi terbesar se-Jawa Barat.
“Bila dibandingkan dengan daerah lainnya seperti Cikampek, Karawang, Bogor dan lainnya, maka upah pekerja UKM di Kota Bekasi lebih besar,” ungkapnya.
Terkait sinergitas dengan pengusaha besar, Soleman juga menyinggung perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Bekasi yang hadir di acara tersebut. Mewakili para pelaku usaha boneka di Kota Bekasi, Soleman mencontohkan, sinergi yang dimaksud misalnya ada pelatihan atau bahkan permodalan dari Asosiasi Pengusaha Seluruh Indonesia (Apindo).
“Sinergi yang kami harapkan, barangkali Apindo bisa membantu kita dalam pelatihan atau bahkan permodalan,” harapnya.
Sedangkan kepada Kadin, Soleman pun menyampaikan harapannya agar dapat dibantu untuk mendapatkan bahan baku produksi boneka.
“Kami memang banyak yang sudah punya bahan baku, tetapi itu pun masih belum cukup, Karen pelaku produksi boneka di Bekasi ini banyak, yang terdaftar atau riil ada 90, sedangan di luar itu masih ada ratusan pengusaha boneka yang belum tersentuh,” tandasnya.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara acara tersebut, Imam Andriana menambahkan, dirinya bersyukur, setelah dua tahun terpuruk oleh Pandemi Covid-19, kini perlahan usaha produksi boneka mulai bangkit.
“Alhamdulillaah, sudah 5 bulan ini, kami perlahan bangkit lagi, dan pesanan produk sudah mulai ada. Mudah-mudahan tak lama lagi akan normal kembali,” ungkap pria biasa disapa Andri ini.
Dikatakannya, saat pandemi lalu, sebanyak 80 persen pengusaha boneka di Kota Bekasi terpuruk, dan tidak ada produksi. Hanya ada beberapa gelintir yang masih bertahan.
Andri mengatakan, ke depan, para pelaku usaha boneka Bekasi di bawah naungan HIBI, akan terus mengembangkan kreativitas untuk meningkatkan mutu produk.
“Dengan adanya HIBI ini, maka kordinasi antar komunitas boneka menjadi lebih jelas, sehingga satu dengan lainnya bisa saling mendukung,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mengembangkan usaha, pelaku usaha boneka membutuhkan campur tangan pemerintah, khususnya untuk pasar.
“Kalau hanya sekedar pelatihan, kami sudah sering dapat. Tapi saat ini kami lebih membutuhkan, selain bantuan modal, juga pasar tempat ke mana kami harus melempar produksi kami,” pungkas Andri. (HEN)
Leave a Reply