
BEKASI SELATAN – Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang satu ini terbilang ABS (Asal Bapak Senang). Alasannya, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bekasi tahun 2023 tidak tercapai, dan tahun ini dalam triwulan pertama juga terjadi hal yang sama. Namun anehnya, lokomotif OPD tersebut bukannya berbenah tapi malah sibuk konsolidasi politik jelang pilkada.
“Ya, dari catatan serta data yang ada di lembaga kami, capaian target pajak yang jadi andalan Kota Bekasi adalah pajak PBB dan BPHTB. Di mana sampai saat ini, baru mencapai 12 persen dari 20 persen. Sedangkan waktu triwulan ke dua tingal satu bulan lagi,” kata Ketua Jendela Komunikasi (JEKO), Hendri Efendi dalam pers rilisnya via Whatsapp yang diterima Redaksi Bekasiekspres.Com, Minggu (12/05/2024).
Menurut Ketua JEKO yang sehari-hari disapa Hendrik itu menjelaskan, lambatnya capaian terget itu disebabkan lokomotif OPD tersebut lebih cenderung konsolidasi politik jelang pilkada, ketimbang melakukan optimalisasi pelaksanan intensifikasi dan ekstensifikasi retribusi dan pajak daerah yang jadi andalan itu.
“Minimal, triwulan satu dan dua capaian target itu adalah 18 persen, bukannya 12 persen,” tuturnya,
Lebih lanjut, Hendrik membeberkan bahwa konsolidasi politik yang dilakukan lokomotif itu sudah menjalar ke gerbongnya.
“Ya, baru-baru ini lokomotif dan gerbong di OPD tersebut kedapatan melakukan kegiatan yang diduga bernuansa politis. Hal itu tergambar dari tulisan di spanduk yaitu Menjalin Kebersamaan dan Kekeluargaan. Di mana kegiatan itu berlangsung di Jogyakarta,”ungkap Hendrik.
Ketua JEKO itu menyebut dari tulisan di spanduk itu sangat jelas maknanya jika diartikan dan dikaitkan konsolidasi. Alasannya, karena peserta yang ikut itu adalah seluruh pegawai, baik ASN maupun non ASN yang ada di UPTD di 12 kecamatan.
“Coba perhatikan tulisan dan gambar di spanduk dan kemudian kita cari arti dan makna di buku kamus bahasa Indonesia terkait kata kalimat bersama dan keluarga,” kata Hendrik.
Konon, papar Hendrik, rancang bangun kegiatan yang berlangsung selama 4 hari itu, akan menghadirkan salah satu mantan Wali Kota Bekasi. Namun karena berhalangan, akhirnya tidak datang. Adapun kegiatan itu berlangsung di salah satu hotel yang ada di Sleman, Yogyakarta.
Intinya, kata Hendrik, apa pun arti dan makna dari kegiatan serta tulisan di spanduk itu, lembaganya tidak suudzon atau berburuk sangka. Sebab dari data yang ada, dalam triwulan ke dua ada beberapa sektor pajak yang pendapatannya lebih dari 20 persen. Misalnya dari pajak hotel, restoran, reklame, penerang jalan, parkir dan pajak air bawah tanah.
“Mungkin, Kepala Bapenda Kota Bekasi itu ingin memberikan reward kepada gerbong dan isinya sambil refreshing atas keberhasilan target dari beberapa sektor pajak itu,” tuturnya.(RED)
Leave a Reply