CIKARANG UTAMA – Ruas tol terpadat di Indonesia, Jakarta – Cikampek (Japek) diproyeksikan bakal terus mengalami kemacetan hingga tahun 2019 mendatang. Penyebabnya, pembangunan empat mega proyek pemerintah pusat yang bersinggungan dengan ruas tol.
Empat mega proyek yang itu, yakni jalan layang tol Japek II (elevated), Light Rail Transit (LRT), Kereta ekspres Jakarta-Bandung, serta Jalan tol Cibitung-Cimanggis-Cilincing di simpang susun Cibitung.
Pembangunan jalan tol layang Japek II (elevated) telah dimulai sejak pekan lalu. Proyek ini dimulai dari Kilometer (KM) 25 sampai KM 26. Meski begitu, kepadatan kendaraan telah mengular dari Gerbang tol Cikarang Utama di KM 29, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi sampai KM 9, Kelurahan Cikunir, Kota Bekasi di kedua arah. Kondisi ini diperparah dengan adanya penyempitan jalan di sekitar Kilometer 25.
Di titik ini, lajur empat atau lajur cepat di masing-masing arah ditutup petugas sebagai akses masuk alat berat untuk menghancurkan median jalan. Median jalan berupa Movable Concrete Barrier (MCB) dibongkar petugas untuk dibangun tiang pancang atau pilar Jakarta-Cikampek II.
“Sekarang macetnya nambah parah, bisa lebih dari tiga jam tidak bergerak,” kata Yayan (45), salah satu pegawai Setwan DPRD Kabupaten Bekasi, Senin (17/7).
Pembangun Jalan tol layang Jakarta-Cikampek II dibangun melayang oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) di atas tol setempat sejauh 36 kilometer. Ada sembilan seksi dalam proyek pembangunan ini yang membentang dari Karawang Barat hingga Cikunir.
Humas Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Handoyono mengatakan, proyek yang tengah dibangun oleh pemerintah pusat itu memang direncanakan bakal selesai pada 2019 mendatang. Dia tidak menampik, imbas pengerjaan mega proyek adalah kemacetan. Meski begitu, kata dia, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah semata-mata untuk kepentingan masyarakat banyak.
“Setiap pembangunan pasti ada dampaknya, kami mohon masyarakat bersabar, proyek ini untuk meminimalisir kemacetan di ruas tol Jakarta Cikampek nantinya,” katanya.
Handoyono mengungkapkan, saat ini petugas tengah menggeser komponen MCB di KM 25 sampai 25+500 guna memperluas badan jalan di kedua arah. MCB ini, kata dia, memiliki dimensi 100x60x80 cm dan digeser yang semula ada di bagian dalam bahu jalan ke luar bahu jalan. ”Penggeseran sudah kita kita lakukan sejak Rabu (12/7) malam,” ungkapnya.
Menurutnya, barrier sepanjang 500 meter itu sebelumnya memakan lajur satu dan kini telah digeser ke luar lajur oleh petugas lapangan karena dinilai mengakibatkan penyempitan arus kendaraan. Pemasangan barrier tersebut dimaksudkan agar pengendara yang ada di ruas tol bisa melintas dengan leluasa.
“Kita juga sudah bangun beberapa lajur baru arah Cikampek dan Jakarta sebagai pengganti lajur empat yang digunakan untuk membangun Jakarta-Cikampek elevated,” jelasnya.
Sementara, tiga proyek lainnya sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Pertama, proyek pembangunan LRT di sisi utara ruas tol Jakarta-Cikampek. Pada tahap awal pembangunan, pekerja membangun ratusan pilar yang membentang dari Cawang (KM2) sampai Bekasi Timur (KM18).
Lalu, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di sisi selatan ruas tol Jakarta-Cikampek. Pembangunan jalur kereta ini bersamaan dengan pembangunan lajur baru kendaraan sebagai dampak pembangunan jalan layang tol Jakarta-Cikampek II. Dan terakhir adalah pembangunan tol Cibitung-Cimanggis-Cilincing yang saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan, belum berdampak pada kemacetan ruas tol Japek dikarenakan belum pada tahapan pembangunan infrastruktur di ruas tol.(ONE)
Leave a Reply