Kunjungi Rumah Duka, KPAI‎ Prioritaskan Kelangsungan Hidup Keluarga

KUNJUNGI RUMAH DUKA: KPAI Kabupaten Bekasi saat mengunjungi rumah duka keluarga almarhun Joya.

CIKARANG UTARA -‎ Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat, kunjungi keluarga korban pengeroyokan dan pembakaran MA, di kediamannya, Kampung Jati, RT 04/05, Desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Selasa (8/8). Maksud kedatangan KPAI, untuk memastikan kelangsungan kehidupan anak serta istri korban yang diketahui tengah hamil tua.

Seperti diketahui, MA meninggalkan Siti Jubaedah (25) yang tengah mengandung tujuh bulan serta Alid Saputra, sang anak pertama yang masih berusia empat tahun. “Sesungguhanya kami hadir untuk memberikan semangat kepada keluarga Jubaedah, sekaligus ingin melihat lebih jauh kondisi Alif dan anak yang dikandung. Ini adalah ikhtiar untuk memastikan anak baik-baik dan berkembang dengan baik,” kata Ketua KPAI, Susanto.

Menurut dia, dalam kasus ini, selain istri yang ditinggalkan, sang anak pun terpaksa menjadi korban karena kehilangan sosok ayah. Apalagi, perjalanan anak masih panjang untuk melanjutkan kehidupan dan mengeyam pendidikan.

Dalam kunjungannya ini, Susanto mengaku menerima laporan bahwa Alif telah mendapat perlakuan kurang baik dari lingkungan sekitar. Rekan-rekan bermain telah mengetahui kasus kematian ayahnya hingga akhirnya membully Alif. Dari laporan tersebut, Susanto memastikan, KPAI akan melakukan pendampingan bagi Alif, terutama pada sisi psikologisnya.

“Pastinya akan kami pantau alif sekolah, untuk memastikan yang bersangkutan aman, termasuk potensi bullyng. Kalau potensi ada, kami lakukan antisipasi, diantaranya membangun komunkasi dan memberikan perspektif kepada lingkungan sekitar agar yang bersangkutan benar-benar mendapatkan perhatian dan atensi khusus agar tidak mendapatkan bully,” ujarnya.

Susanto menambahkan, kasus yang menimpa MA seharusnya menjadi evaluasi bersama. Setiap orang, baik yang bersalah atau pun tidak, tidak sepantasnya diperlakukan demikian.

“Kasus ini harus menjadi evaluasi semua pihak. Teman-teman aparat hukum juga harus evaluasi terhadap kejadian ini. Masyarakat juga penting melakukan evaluasi bahwa kalau kemudian apapun yang terjadi, baik itu pelaku sesungguhnya atau tidak, harusnya tidak melakukan seperti itu. Apalagi, dalam kasus ini belum menguatkan sebagai pelaku, ini tidak dibenarkan,” ‎cetusnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, MA menjadi korban amuk massa setelah diduga mencuri amplifier milik mushola Al-Hidayah, Selasa (1/8) lalu. MA akhirnya tewas akibat luka bakar yang mencapai 80 persen.‎

Tidak hanya KPAI, setelah kejadian tersebut banyak pihak bertamu ke kediaman Jubaedah untuk memberikan dukungan. Mulai dari Menteri Agama, Lukman Hakim, Wakil Bupati Eka Supria Atmaja, Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Sunandar, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno, dan sejumlah organisasi kemasyarakatan turut hadir memberikan dukungan. Kondisi ini juga sempat dimanfaatkan tokoh yang digadang maju sebagai calon gubernur Jawa Barat, seperti Anggota DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka dan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.

Pada kesempatan tersebut, Susanto memberikan saran kepada keluarga agar mengatur waktu untuk menerima tamu. Jangan sampai banyaknya tamu yang berkunjung, justru menganggu kondisi keluarga, terlebih anak.

“Hemat kami, ini penting, kami sudah diskusi dengan pihak keluarga agar memelihara waktu dalam menerima tamu penting. Jangan sampai yang bersangkutan kelelahan dan alhamdulillah pihak keluarga menerima usulan dan saran yang disampaikan,” pungkasnya.(ONE)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*