Syok, Istri Joya Tak Hadiri Autopsi

PROSES AUTOPSI: Polisi sedang melakukan autopsi jenazah Joya yang menjadi korban bakar massa di wilayah Muara Bakti, Babelan.

CIKARANG UTARA – Istri Joya, Siti Zubaedah (25), tidak nampak dalam proses autopsi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kedondong, Kampung Haparan Baru, Perumahan Buni Asih RT 03/03, Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/8) pagi.‎ Dalam proses autopsi itu, Siti Zubaedah memilih beristirahat di rumah dan menyerahkan semuanya kepada kuasa hukumnya.

“Bu Zubaedah istirahat di rumah karena secara psikologis sangat berat untuk melihat makam sang suami dibongkar. Dia masih syok,” kata Kuasa Hukum Joya, Abdul Chalim Soebri.

Chalim mengatakan, pihak keluarga yang mengikuti proses autopsi ini adalah ayah kandung korban, Asmawi (55), bapak mertua korban Pandi (53), dan kedua adik korban. Sebetulnya, kata dia, ayahnya Asmawi sangat berat hati untuk mendampingi proses autopsi itu.

Soalnya, Asmawi merasa terpukul dengan kehilangan anak sulung dari enam bersaudara ini. Menurut dia, Joya adalah panutan adik-adiknya dan dikenal sebagai anak yang soleh.

“Meski hidup pas-pasan dengan istrinya, tapi dia mandiri dan mau bekerja sebagai tukang service amplifier,” ungkapnya.

‎Direktur Lembaga Bantuan Hukum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (LBH ICMI) ini berharap, polisi segera menangkap lima pelaku lainnya yang masih buron. Karena tidak dibenarkan massa main hakim sendiri, apalagi keberadaan Joya dilindungi oleh Hak Asasi Manusia (HAM).‎

Meski begitu, kata dia, pihak keluarga telah memaafkan kesalahan para pelaku pengeroyokan itu. Sebagai manusia, pihak keluarga harus memaafkan kesalahan dan berharap agar polisi menindak para pelaku sebagaimana hukum yang berlaku. “Tapi hukum harus berjalan,” pungkasnya.(ONE)‎

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*