BEKASI SELATAN – Konsep Smart City Kota Bekasi nampaknya tak berdampak apapun bagi pembangunan peradaban masyarakat. Sehingga instrumen dalam rangka smart city di Kota Bekasi berjalan ditempat.
Seakan berbanding terbalik, Juru Parkir (Jukir) Online Kota Bekasi yang berada di Jalan Raya Ir. Djuanda dan Alun-alun Kota Bekasi kini terpaksa beralih ke Zaman Old (zaman dulu). Hal itu dikatakan salah satu Operator Jukir Online Kota Bekasi yang tak ingin disebutkan namanya kepada Bekasi Ekspres, Selasa (20/12/2017).
“Jukir online aja diganti tiket manual, hari gini masih pakai manual,” cetusnya
Dirinya pun mempertanyakan Smart City Kota Bekasi yang selalu dijargonkan zaman now oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi diduga tak didukung oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bekasi. Tak hanya itu saja, kata dia, diduga salah satu oknum pun memaksa dan mengancam untuk peralihan Jukir Online menjadi manual, tanpa memberikan alasan terlebih dahulu.
“Saya kagak paham bang, yang pasti tukang parkir yang pakai online dipaksa tidak boleh pakai online harus manual, bahkan diancam dipecat,” jelasnya.
Dikatakannya, semua perintah pemaksaan dan pengancaman pemecatan diduga atas perintah Dispenda Kota Bekasi.
“Mereka sudah tiga hari keliling paksa dan ancam harus pakai manual, padahal jukir online bayar pajak ke Unit Pendapatan Terpadu (UPT) Dispenda ,” bebernya. Seraya menambahkan ada oknum yang terlibat atas pemaksaan tersebut diduga adik Wali Kota Bekasi berinisial ‘R’.
“Dispenda langsung, kalau yang alun-alun katanya Bapak ‘R’ adik pak Wali, info ini semua jukir tahu di lapangan,”ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, penerapan Jalan Raya Ir. Djuanda sudah memakai sistem manual. “Kalau jalan Djuanda sudah pakai manual, kalau tidak mau akan diganti sama tukang parkir yang bersedia pakai manual,” pungkasnya.
Sampai berita ini diterbitkan, Dispenda Kota Bekasi belum menjawab pertanyaan yang ditulis Bekasi Ekspres melalui pesan WhatsApp. (GUN)
Leave a Reply