BEKASI UTARA – Sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK) Perumahan Duta Harapan dan Telaga Mas menolak rencana pembangunan kios-kios sentra kuliner yang digagas oleh Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Bekasi, di areal lahan Fasilitas Sosial dan Umum (Fasos-Fasum).
“Masak kami yang terkena dampak pembangunan tidak pernah diajak bicara. Tau-tau proyek pembangunan kios kuliner sudah mau dibangun yang mereka buat, kami tak mau terkena dampak yang ditimbulkan pembangunan tersebut,” jelas Irianto salah seorang tokoh masyarakat Perumahan Duta Harapan.
Penolakan itu dilakukan karena warga selama ini tidak pernah diberitahu oleh Pemkot dan dinas terkait serta pihak pengembang.
“Kami tidak pernah merekomendasikan dibangunnya kios-kios di atas lahan Fasos-Fasum, kami juga tidak pernah diajak bermusyawarah,” tambahnya.
Hal senada dilontarkan koordinator aksi demo penolakan pembangunan kios kuliner, Sujiyo sangat menyayangkan, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Ahmad Zarkasih, yang mengizinkan pihak pengembang melakukan pembangunan di atas lahan seluas 300 M2 itu.
Menurutnya, pihak pemerintah semestinya mendengarkan aspirasi warga, sebelum memberikan izin kepada pengembang.
“Secara aturan bila Disparbud dan penegembang perumahan ingin merubah site plant lahan Fasos-Fasum yang selama ini sudah direncanakan untuk penghijauan dan penyerapan air seharusnya meminta persetujuan penghuni setempat, baru diajukan perubahan, itu pun kalau disetujui warga sekitar, dan kami dengan ini menolak keras pembangunan kios tersebut,” tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, hingga saat ini Lurah Harapan Baru Pristi dinilai tidak bertanggung jawab untuk menyerahkan surat penolakan warga. (GUN)
Leave a Reply